Ini Makna Hari Kurban Menurut Bupati Dendi

Ini Makna Hari Kurban Menurut Bupati Dendi
Suasana salat Iduladha di Masjid Islamic Center Pesawaran

BACAGEH, Gedongtataan--Hewan yang dikorbankan pada hari raya Idhuladha hanyalah representasi dari pengorbanan dan keikhlasan untuk memupuk kepedulian sesama.

Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona menyampaikan pesan itu dalam sambutan Salat Iduladha di halaman Masjid Islamic Center, Kecamatan Gedongtataan, Jumat (6-6-2025).

"Sudah sejauh mana kita mampu berkorban untuk sesama dan berkorban untuk daerah kita tercinta, sehingga kita dapat mewujudkan Pesawaran lebih maju dan sejahtera serta istiqamah dalam menjalankan syariat," katanya.

Bupati dendi juga mengatakan, saat ini umat Islam kembali merayakan hari raya Iduladha, hari yang bersejarah bagi kemenangan dan pengorbanan umat Islam dalam menjalani derap langkah kehidupan dunia dan demi mencapai tujuan akhirat, yang ditandai dengan bergemanya takbir.

"Iduladha identik dengan keteladanan Nabi Ibrahim, yang bermakna simbolik menunjukan ketaqwaan, keikhlasan dan kepasrahan seorang hamba kepada sang pencipta," tutur Bupati Dendi.

Esensi dari Iduladha sendiri merupakan momentum untuk memperbaiki hubungan, baik sesama manusia dan hubungan dengan Allah SWT.

Inilah hari besar kemanusiaan dan keimanan, yang ditandai dengan syi’ar penyembelihan hewan kurban, untuk mengenang peristiwa pengorbanan NabiIbrahim.

Lanjut Bupati, melalui kesempatan ini, dia juga menyampaikan bahwa Pemkab Pesawaran telah melepas keberangkatan sebanyak 213 jemaah calon haji yang tergabung dalam 3 kloter: kloter 43, 56 dan 61.

"Alhamdulillah, hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan ekonomi dan animo kaum muslimin dan muslimat Pesawaran untuk menunaikan rukun Islam yang ke-5, semakin meningkat," katanya.

Bupati Dendi juga mengajak kepada masyarakat untuk sama-sama berdoa agar para jemaah haji yang saat ini sedang melaksanakan ibadah di tanah suci diberikan kekuatan dan kesabaran hingga kembali ke tanah air memperoleh predikat haji yang mabrur. 

Laporan/editor: Rifat Arif

Berikan Komentar